WORKSHOP MENULIS KREATIF
“SARASEHAN SASTRA”
WORLD IN THE WORD
KAMIS, 10 DESEMBER 2009
GEDUNG B3 BAHASA INGGRIS UNNES
OLEH:
Mujiana A Kadir
(PENULIS NOVEL DUA PEREMPUAN)
PRESENTED BY THE CREATIVE TEAM OF SARASEHAN SASTRA
LITERATURE PROGRAM
ENGLISH DEPARTMENT OF SEMARANG STATE UNIVERSITY
Cara Praktis Menulis Artikel
Oleh Mujiana A Kadir
Artikel itu paparan tertulis mengenai sebuah permasalahan dengan latar belakang berbagai bukti, disertai teori dan pembahasan. Berbagai bukti dapat kita peroleh dari peristiwa yang terjadi setiap hari, baik yang kita alami maupun yang kita baca. Teori, bukan berarti harus diambil dari buku, tapi penyampaian pola pikir yang runtut dan nalar juga bisa disebut teori. Adapun pembahasan, yaitu pemeparan perasaan, pendapat, dan cara pandang kita yang merupakan pemecahan masalah. Lalu untuk lebih memperjelasnya kemudian kita sertakan simpulan. Simpulan dapat disampaikan melalui sebuah peryataan konklusif.
Permasalahan yang dibahas dalam artikel bisanya hanya satu, tapi juga bisa lebih. Biasanya permasalahan yang paling dominan dibahas dalam pemaparan tertulis itu disebut tema. Sementara itu, pembahasan di dalam artikel, bisa didasarkan pada opini atau pendapat seseorang terhadap sesuatu hal atau tema. Agar opini itu bisa dipertanggungjawabkan secara logis, dan bahkan ilmiah perlu didukung oleh teori yang diperoleh dari tulisan yang telah dipublikasikan melalui media massa cetak (koran majalah) atau buku dan juga media massa elektronik.
Mengenai susunannya, artikel bisa dimulai dengan menyatakan permasalahan yang akan dibahas. Kemudian diikuti pemaparan bukti-bukti dan teori. Berikutnya pembahasan dan simpulan. Artikel juga bisa dimulai dengan peryataan konklusif (simpulan) terhadap permasalahan yang akan dibahas. Lalu, dikuti oleh teori dan bukti-bukti yang dipadukan dengan pembahasan. Berikutnya, disampaikan saran. Saran pada akhir tulisan itu, dapat berupa harapan, pertanyaan, dan ajakan yang bahkan provokatif. Dengan demikian, kita jangan lagi bertanya apa dulu yang harus ditulis. Permasalahan, latar belakang, teori, atau bahkan simpulan pun dapat ditulis lebih dulu, berada di bagian depan sebuah artikel. Oke!
Penyampaian opini secara tertulis di media massa biasanya mempertimbangkan nilai-nilai jurnalistik (berita). Oleh karena itu, penulisan opini untuk dipublikasikan di media sebaiknya disertai dengan fakta-fakta yang kuat dan aktual (up to date) dengan analisis secara logis dan objektif.
Menentukan Judul Artikel
Ketika ide sudah sangat jelas tersimpan dalam pikiran setelah review dan dijangkarkan, segeralah tulis menjadi sebuah judul tulisan. Penulisan judul perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut.
• Mengungkapkan permasalahan yang akan dibahas
Misalnya judul artikel Karakter Pemilu 2004 (Suara Merdeka, 13/01) tampak bahwa judul tersebut membahas mengenai karakter atau ciri-ciri khas peristiwa atau keadaan saat berlangsung pemilihan umum pada 2004.
• Menggunakan kalimat yang lazim secara sintaktik (struktur fungsi) dan semantik (makna bahasa)
Misalnya Di Balik Polemik Rekening 502 (Suara Merdeka, 14/01) apabila tidak lazim secara struktur 502 Polemik Rekening Di Balik. Dengan demikian makna kalimat judul tersebut tidak lazim dan tidak bisa dipahami.
• Menggunakan kalimat singkat (pendek) tapi jelas
Judul dengan kalimat yang singkat akan cepat dibaca dan tentu saja cepat menarik perhatian. Untuk itu judul harus menarik, singkat dan jelas. Apabila penulisan judul tidak memungkinkan menggunakan kalimat pendek, dapat dibuat kalimat sub judul. Misalnya Paradigma Baru Pemerintahan (Sebuah Alternatif Pengembangan Kapasitas Pemda) (Suara Merdeka, 13/01).
• Contoh membuat judul
• Judul mengandung Permasalahan (Mengapa Mesti Terancam Komunisme—Prokon Aktivis Jawa Pos, Haruskah Pelacur Disalahkan—Suara Perempuan Suara Merdeka). Judul-judul itu disusun atas kata tanya, sifat atau adjektif, dan subjek atau nomina.
• Judul sebuah Peryataan (Nasionalisme Bukan Sekadar Seremoni –Akademia Kompas, Perlu Tumbuhkan Kepercayaan Diri—Suara Perempuan Suara Merdeka, Tokoh Masyarakat Terlibat –Suara Perempuan Suara Merdeka, Waspadai Wajah Bertopeng Reformis –Debat Kampus Suara Merdeka). Judul-judul itu disusun atas verb atau kata kerja, subjek atau nomina yang berupa materi pembahasan dalam artikel.
• Judul mengandung solusi atau pemecahan (Voicing For Voicelees ¬–Prokon Jawa Pos, Heaven Watch –Akademia Kompas, Buktikan Janji Kampaye – Debat Kampus Suara Merdeka). Kalimat judul ini disusun atas usulan atau pendapat penulis yang dinyatakan penulis.
• Judul Plesetan (PNS = Pegawai Nyaman Sekali –Forum Pembaca Kompas). Judul ini disusun atas pelesetan subjek yang dibahas dalam artikel.
Menyiapkan Bukti dan Teori
Bukti-bukti (fakta) dan teori-teori dapat diperoleh dari pengamatan dan sumber-sumber informasi (media cetak, media elektronik, dan buku-buku). Oleh karena itu, seorang penulis dituntut untuk memiliki kepedulian yang tinggi pada lingkungan dan kebiasaan membaca yang rajin. Bukti-bukti dan teori tersebut digunakan sebagai latar belakang, dasar pemikiran (teori), atau perbandingan dalam penyampaian pendapat, permasalahan-permasalahan, dan pembahasan yang disampaikan dalam tulisan.
Pencantuman bukti dan dasar teori untuk pembahasan permasalahan harus disertai sumber yang jelas dan benar. Misalnya; “Salah satu hal yang dapat dilihat adalah, dengan telah berjalannya hampir kurang lebih 3 tahun kebijakan otonomi daerah, melalui UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, ...”.
“Prof. Dr. Mubyarto, ekonom kerakyatan UGM yang peduli terhadap nasib masyarakat miskin saat diwanwancarai Elsinta menyatakan, kebijakan pemerintah saat ini justru berpihak kepada konglomerat. Padahal UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) yang dilakukan masyarakat telah terbukti dapat menopang perekonomian nasional dalam kondisi krisis. Dan hal itu telah terbukti, ....”.
Apabila hal ini tidak terpenuhi, tulisan biasanya dinilai tidak memiliki kualitas dan nilai-nilai yang memenuhi publisitas (jurnalistik). Atau bahkan penulis dianggap tidak memiliki etika moral dan melanggar hukum.
Menulis
Apabila judul telah ditetapkan dan segala materi (bukti dan teori) telah terkumpul dan dirasa cukup, maka segeralah menulis. Jika tidak ada komputer atau mesin ketik, dapat ditulis tangan di kertas terlebih dahulu kemudian diketik. Namun jangan sampai tidak dapat mengetik secara manual atau dengan computer. Kebangeten deh!!!
• Kalimat pembuka menarik
Pilihlah kata yang memiliki daya tarik untuk pembaca pada kalimat pertama tulisan yang akan disusun. Misalnya; “Jagad politik nasional akhir-akhir ini makin marak...”. Kalimat ini lebih menarik oleh penggunaan kata Jagad daripada “Bidang politik nasional...”. //”Dalam perkembangan terakhir,...” lebih menarik dari pada “Sekarang ini,...”.
• Menggunakan kalimat yang jelas, logis, dan koherensif
Maksudnya adalah gunakanlah kalimat yang tidak mengandung makna ganda (ambigu) atau bersayap. Pemaparan juga harus dapat diterima secara logika dalam susunan yang sistematis. Contoh; “Konstelasi politik sekarang menunjukkan, pola seperti itu terjadi secara nyata di berbagai level kekuasaan politik. Bandingkan dengan kalimat berikut “Konstelasi politik sekarang menunjukkan terjadi secara nyata di berbagai level kekuasaan politik pola seperti itu.” Kalimat ini mengandung ambiguitas dan tidak logis.
• Kalimat penutup berkesan bijaksana
Untuk menutup tulisan pilihlah kalimat yang memberikan pesan secara bijaksana (tidak mendikte dan menggurui) dan kesan yang mendalam pada pembaca. Misalnya “Polemik yang tidak ada habisnya dalam perkara rekening 502 ini bukan saja menghabiskan energi, melainkan juga tidak mendidik masyarakat dalam menyelesaikan suatu masalah secara elegan.” Bandingkan dengan kalimat yang menggurui dan kurang bijaksana ini “Polemik perkara rekening 502 harus segera diakhiri dengan penerapan hukum secara tegas, karena apabila tidak akan menghabiskan energi dan sangat tidak mendidik masyarakat”.
Contoh Artikel (1)
Kenaikan BBM Sengsarakan Rakyat Kecil
Oleh Kristiningrum
APA pun alasan dan solusi kenaikan harga BBM tetap saja masyarakat kecil yang terkena akibatnya. Pengalaman masa lalu membuktikan, setiap kali terjadi kenaikan harga BBM selalu diikuti oleh kenaikan harga-harga barang kebutuhan pokok. Imbasnya, selalu mengenai rakyat kecil yang sampai saat ini belum mampu bangkit dari keterpurukan akibat krisis beberapa tahun lalu. Rakyat kecillah yang semakin sengsara. Tampaknya, sebagai rakyat kecil tak mungkin berada pada posisi yang cukup menyenangkan.
Karena itu buru-buru mahasiswa di berbagai kota di Indonesia turun ke jalan, membakar ban bekas, menyandera truk tangki, dan berorasi menentang kenaikan harga Pertamak dan Elpiji. Bahkan ibu-ibu di Jakarta, juga turun ke jalan membawa peralatan dapur meprotes kenaikan Elpiji. Hal ini terjadi karena mereka dibayangi beban yang semakin berat apabila harga BBM dinaikkan. Tidak saja karena daya membeli kebutuhan BBM itu, tetapi juga semakin lemahnya daya beli terhadap barang-barang kebutuhan lain.
Di sisi lain, pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) karena PT Pertamina mengalami kerugian. Dan untuk menutup kerugian itu diperlukan subsidi dari pemerintah melalui APBN. Seperti diungkapkan Kurtubi (pengamat perminyakan PT Pertamina dan pengajar Program Pasca Sarjana FE UI) dalam Kompas 27/12, realisasi subsidi BBM APBN 2004 jauh di atas yang dianggarkan. Untuk 2005 kalau harga BBM tidak dinaikkan, subsidi BBM akan mencapai sekitar Rp 75 trilyun, sehingga sangat membebani negara. Karena itu harga BBM harus dinaikkan. Langkah awalnya menaikkan Pertamax dan Elpiji yang menjadi konsumsi kaum kaya. Kemudian akan disusul kenaikan harga BBM secara menyeluruh.
Selain itu, pemberian subsidi terhadap BBM selama ini juga dinilai kurang tepat mengenai sasaran. Sebab, masyarakat kecil ternyata hanya menerima sekitar 16% dari subsidi tersebut. Apabila subsidi BBM dikurangi dengan resiko harga BBM dinaikkan, maka subsudi itu tetap dapat diberikan kepada masyarakat. Misalnya melalui subsidi di bidang pendidikan atau kesehatan, sehingga lebih tepat sasaran. Dan pelaksanaanya dapat dipantau secara langsung oleh masyarakat luas.
Mengenai kenaikan Pertamax dan Elpiji serta rencana kenaikan BBM secara menyeluruh, pengamat lain melihat hal itu sebagai kebijakan pemerintah yang kurang tepat. Sebab, PT Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan nasional yang menguasai masalah perminyakan, mulai dari pengeboran, pengolahan, sampai perdagangan minyak dan gas tidak mungkin kalau rugi. “Bukankah minyak dan gas bumi yang dikelola itu milik negara yang tidak harus dibayar?” kata Kwik Kian Gie. Selain itu kebutuhan minyak nasional yang dipenuhi oleh sumber dalam negeri masih cukup besar, yaitu 70%. Sedangkan impor minyak mentah hanya 30%. Mengapa PT Pertamina bisa rugi?
Yang menarik, seorang ibu saat diundang dalam dialog pro-kontra kenaikan BBM di sebuah stasiun televisi berkomentar, “Jika Pertamina mengalami kerugian, mengapa banyak orang yang berebut menjadi pejabat Pertamina? Ini kan aneh.”
Karena itu, rencana kenaikan BBM sebaiknya tidak diwujudkan dalam kondisi masyarakat yang belum memiliki kemampuan ekonomi yang kuat. Apabila pemerintah tetap berkehendak menaikkan harga BBM, hendaknya juga dikuti dengan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pemerintah harus dapat menyediakan lebih banyak lagi kesempatan kerja, menaikkan upah minimum, dan memberikan kompensasi kenaikan harga BBM dalam bentuk lain secara memadai dalam waktu jangka pendek.
Antisipasi Masalah BBM Sejak Dini
Adapun untuk mengatasi masalah BBM ke depan dalam jangka waktu yang lebih panjang, mulai saat ini pemerintah hendaknya segera menyusun program untuk mengatasi masalah BBM yang semakin langka.
Pertama, hendaknya mengembangkan teknologi lain yang tidak tergantung kepada minyak bumi sebagai bahan bakar. Misalnya teknologi listrik menggunakan tenaga surya, air, angin, dan gelombang laut. Sebagai contoh, proyek percobaan Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) yang mengubah Honda Life 1974 menjadi mobil listrik Indonesia (molina). Bisa juga dengan mengembangkan kompor bertenaga surya, seperti pemanas air dengan solar sel. Selain itu perlu adanya sosialisasi kepada seluruh masyarakat agar mengembangkan kreativitas untuk membuat teknologi berbahan bakar selain minyak dan gas.
Kedua, mengusahakan produksi bahan bakar yang memanfaatkan sumber energi yang dapat diperbarui (renewable). Di Indonesia yang memiliki kekayaan flora dan fauna sangat mungkin membangun sebuah industri penghasil bahan bakar yang bersumber dari bahan nabati atau hewani. Misalnya seperti yang terjadi di Kuba, mengolah tebu menjadi eter sebagai bahan bakar. Dengan adanya dukungan dari semua pihak, tentu hal ini akan sangat mudah untuk diwujudkan.
Ketiga, pemerintah hendaknya segera melaksanakan sosialisasi hemat energi secara nasional. Masyarakat sebagai sumber daya manusia (SDM) perlu dibangunkan kesadarannya agar berperilaku hemat memanfaatkan BBM. (Kristiningrum, mahasiswa Fisika FMIPA Unnes)
Analisis Proses Menulis Contoh Artikel (1)
Artikel di atas dimuat di Suara Merdeka dengan judul “Memasyarakatkan Hemat Energi”. Perubahan judul ini dilakukan oleh redaktur. Alasanya, mungkin lebih singkat, padat, dan mengungkapkan isi secara subtansial. Karena itu, hendaknya menjadi pertimbangan, apabila menulis judul dapat mencerminkan isi secara subtansial, terutama mengenai permasalahan yang dibahas dalam artikel.
Ide artikel ini diperoleh setelah membaca tema Debat Kampus Suara Merdeka. Selain itu, penulis juga melaksanakan tugas yang diprogramkan Tinta Institute. Dengan cara yang tidak sulit, ide artikel ini telah dapat dikembangkan oleh penulis.
Pada awalnya, tulisan ini dibuat untuk dikirim ke Harian Umum Kompas. Katika itu, rubrik Akademia Harian Umum Kompas Jawa Tengah meluncurkan tema “Menyikapi rencana kenaikan BBM yang akan dilakukan pemerintah.” Karena tidak dimuat di Harian Umum Kompas, dan di Harian Suara Merdeka di rubrik Debat Kampus mengangkat tema “Rencana kenaikan BBM”, tulisan itu lalu disesuaikan dengan tema tersebut. Dan akhirnya dimuat di Suara Merdeka.
Kalimat pertama yang ditulis merupakan pernyataan (premis mayor) atau pendapat umum yang ada di masyarakat. Kemudian diikuti fakta, kenaikan BBM selalu memicu kenaikan harga-harga barang kebutuhan lain. Fakta berikutnya adalah reaksi mahasiswa terhadap kenaikan harga BBM, terutama kenaikan pertamax dan gas elpiji. Fakta yang lain diperoleh dari siaran televisi ‘Debat Terbuka SCTV’. Bagian yang diambil untuk mendukung artikel ini adalah pernyataan seorang ibu rumah tangga yang diundang dalam acara debat itu.
Berikutnya dilakukan pemaparan teori yang dikemukakan Kurtubi, seorang ahli perminyakan yang menjadi konsultan PT Pertamina. Peryataan Ahli itu diperoleh dari berita di Harian Umum Kompas yang membahas mengenai kenaikan BBM. Agar pembahasan lebih menarik, pernyataan yang bertentangan dengan pernyataan Kurtubi juga di sampaikan dalam artikel ini, yaitu pernyataan Kwik Kian Gie, yang juga diperoleh di Harian Umum Kompas.
Dukungan referensi lain diperoleh dari internet dengan kata kunci yang digunakan adalah ‘Migas’ yang dimasukkan di search engine Google. Dengan kata kunci itu ditemukan artikel yang berjudul Prospek Bisnis PT Pertamina 2005. Pada artikel itu ditemukan data-data angka yang berkaitan dengan Pertamina.
Pada bagian berikutnya –karena sedikit tidak nyambung dengan fakta-fakta dan referensi atau tepatnya pemaparan hal-hal yang melebar—dibuat sub judul baru. Paparan itu merupakan solusi atas permasalahan yang terjadi karena kenaikan harga BBM. Dan solusi yang ditawarkan penulis dalam artikel itu, diperoleh dari beberapa referensi, yaitu dari BPPT (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi) dan dari bacaan lain. Hal ini perlu diperhatikan untuk penulisan artikel, yaitu memberikan kontribusi secara kongkrit dan bijaksana terhadap persoalan yang diuraikan.
Solusi yang diberikan sebenarnya bukan merupakan ide penulis. Tetapi merupakan resume dari berbagai referensi yang dibaca penulis. Dilihat dari rentang waktu penulis membaca referensi yang melahirkan solusi dengan saat artikel ini ditulis, tampak sebenarnya penulis secara tidak sengaja membaca untuk menulis artikel ini. Penulis telah lama membaca referensi-referensi itu, kemudian dituangkan lagi dalam artikel ini. Oleh karena itu, seorang penulis harus memiliki pengetahuan yang sangat luas dari hasil membaca, karena ini menjadi bagian yang sangat penting. Sebagai penulis memang tidak seharusnya membaca hanya karena akan menulis. Menjadi penulis harus selalu membaca untuk mengumpulkan informasi guna mendukung ide-ide yang akan ditulis.
Perlu diperhatikan, pokok-pokok permaalahan yang dipaparkan dalam artikel di atas adalah penetapan kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah. Efek yang ditimbukan berupa peristiwa adalah fakta, dan efek lain berupa opini atau tanggapan ahli, keduanya digunakan untuk memperkuat artikel secara teoretik. Solusi dinilai konkrit karena menggunakan contoh-contoh. Dengan demikian, artikel tersebut telah memenuhi aspek kejelasan (clearity) yang menjadi syarat publisitas (dimuat di media).
Menjadi Penulis
Oleh Mujiana A Kadir*)
Pemikiran (MAIN FRAME)
KRITIS, LOGIS, DAN CERDAS
Penulis sebenarnya telah ada sejak zaman kuno. Di kerajaan-kerajaan Jawa dikenal pujangga yang tugasnya menulis. Pada zaman mataram kita mengenal Pujangga Ranggawarsita. Salah satu karyanya “Serat Kalatida” sangat terkenal sampai sekarang. Ranggawarsita menulis prediksi atau ramalannya mengenai datangnya zaman edan. Sebagian besar orang Jawa meyakini kenyataan, sekarang zamane zaman edan. Ora keduman yen ora melu edan (Gunawan Budi Susanto, Edan-edanan Pada Zaman Edan, 2007).
Jauh sebelum itu, di kerajaan Daha dan Joho juga memiliki penulis yang disebut empu, yaitu Empu Baradah. Dia sebagai penasehat raja yang juga memiliki karya tulis.
Sikap (AFEKTIF)
MENERIMA SEGALA HAL
Susah memang agar bisa menerima segala hal, baik yang masih dalam pikiran, perasaan, maupun telah menjadi peristiwa sebagai kenyataan. Banyak orang tidak dapat menerima apa yang dipikirkan dan rasakan sebagai peristiwa yang nyata. Karena itu, banyak orang yang kemudian menghindar dengan berbagai alasan mengapa dia tidak menulis dengan alasan yang sangat tidak rasional dan sulit dimengerti oleh perasaan. Apalagi dalam diri seseorang yang telah didominasi nilai-nilai atau norma-norma tertentu yang lingkupnya sangat sektarian, akan sangat sulit untuk memiliki sikap yang permisif terhadap kenyataan. Dunia akan dia ubah sesui keinginan dirinya. Sangat mustahil bukan? Sebab, yang sangat mungkin adalah pikiran kita yang berubah, bukan dunia.
Ayah saya pernah bercerita, saat terlambat masuk pintu gerbang markas, dia menggembosi ban sepeda yang dikendarai secara sengaja beberapa ratus meter sebelum sampai. Alasannya, untuk memberikan bukti penyebab keterlambatan kepada provos yang bertugas menegakkan dislipin. Sikap seperti ini sulit dimiliki oleh orang yang kurang dapat menerima kenyataan.
Perilaku (psikomotor)
SEHAT, ENERGIK, DAN CERIA
Psikomotorik adalah segala sesuatu yang menyangkut kegiatan fisik. Untuk menjadi penulis, harus sehat, energik dan ceria. Sangat tidak mungkin bila ingin menjadi penulis fisiknya lemah, sakit-sakitan, dan pemurung. Sebab penulis tak hanya bicara atau bahkan hanya melamunkan segala sesuatau yang akan ditulis. Tapi harus menulis, berjam-jam duduk di depan komputer. Tampaknya memang sangat mudah bukan? Hanya menulis! Tapi mengapa Anda tidak memilih bekerja menjadi penulis? Mulai sekarang menulislah.
Menulis secara fisik bagi orang awam adalah pekerjaan yang sangat ringan bila dibandingkan dengan olah raga, jalan kaki, atau bahkan dengan mencangkul. Akan tetapi sebenarnya tidak. Sebab menulis meskipun tampaknya hanya menggerakakn jari, tapi sebenarnya sangat berat secara fisik. Menulis harus memfungsikan mata menatap simbul-simbul (huruf) yang digoreskan di atas kertas atau menatap monitor komputer. Oleh karena itu bila orang (penulis) tidak memenuhi kebutuhan gizinya, melakukannya secara benar, dan berpola hidup sehat, dalam kurun waktu tertentu akan mengalami gangguan kesehatan fisik. Misalnya, gangguan penglihatan mata, sakit pinggang, dan sebagainya. Orang yang pemurung, pikirannya akan gelap dan otaknya menggumpal seperti batu sehingga tidak dapat memaparkan segala hal secara proporsional. Karena itu, penulis harus ceria.
Masa Depan (PROSPEKTIF)
BERILMU, DIHORMATI, DAN BISA KAYA RAYA
Bagaimana Anda mengenal Muhamad SAW., dan semua nabi-nabi yang telah lahir di dunia menjadi khalifah di muka bumi ini? Bagaimana Anda mengetahui tokoh-tokoh ilmuwan dunia dan penemuan-penemuannya? Bagaimana pula Anda mengetahui karya-karya sastra terindah di dunia? Ada dua cara, yaitu dengan mendengar cerita dari mulut ke mulut dan membaca buku-buku atau kitab-kitab.
Cara pertama memiliki kelemahan-kelemahan antara lain degradasi kelengkapan cerita, deviasi kebenaran cerita, dan keterbatasan penyebaran. Namun, sebenarnya masih banyak hal yang membuat cerita atau informasi lisan memiliki kelemahan yang bersumber pada tingkat kepercayaan pendengar atau bagaimana membuktikan bahwa cerita yang didengar itu benar.
Oleh karena itu, semua informasi ataupun sekadar cerita sebaiknya ditulis agar memiliki kekuatan otentik (ASLI) dan abadi. Orang tak akan membeli cerita yang dituturkan, tapi akan membeli cerita yang dituliskan. Uang yang dibelanjakan untuk membeli tulisan (buku) sampai milyaran lho...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar